KORAN78.COM – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki ungkap pemicu sepinya kegiatan perniagaan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ia menyebutkan, Pasar Tanah Abang sepi konsumen karena trend peralihan skema berbelanja off-line ke online. Di lain sisi, sekarang ini e-commerce atau lokapasar sudah terkuasai produk asing.
Ditambah, beberapa produk asing asal China yang dipasarkan di e-commerce mempunyai harga tambah murah dibanding produk lokal. Ini tentu saja makin lemahkan daya saing produk UMKM lokal.
“Di sosial media banyak UMKM yang mengeluhkan bila mereka tidak dapat berkompetisi lewat produk dari Tiongkok yang dipasarkan harga yang tidak logis. Ini tidak lagi dumping, tetapi predatory pricing,” jelasnya.
Berdasar penelitian Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), nyaris 90 % dari 400 perusahaan e-commerce di Indonesia terkuasai oleh produk import. Walau sebenarnya, putaran uang yang tersebar di pasar e-commerce Indonesia dapat capai Rp300 triliun.
Karena itu, Menteri Teten minta warga agar semakin menyukai beberapa produk bikinan UMKM lokal supaya masih tetap tumbuh dan berkembang dengan berkaitan. Dia berkemauan supaya warga Indonesia dapat meniru warga Jepang yang mempunyai falsafah, beli produk dalam negeri ialah sesuatu langkah untuk menolong negaranya jadi bangsa yang lebih besar.
“Jika UMKM kita dapat manfaatkan 1/2 saja melalui beberapa produk lokal, kita dapat memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi, sekitaran Rp150 triliun,” katanya.
Disamping itu, Menteri Teten menggerakkan supaya selekasnya datang peraturan lebih ketat untuk mengambil pasar e-commerce yang terkuasai produk import. Penataan ekonomi digital, menurut dia sangat mendesak untuk dilaksanakan. “Kita perlu semangat bersama, semangat semua warga Indonesia untuk menyukai produk dalam negeri. Karena kualitas produk bikinan dalam negeri bisa berkompetisi lewat produk asing,” ujarnya.
Awalnya, Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menyebutkan omset pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat jeblok jadi Rp sembilan juta setiap hari dari awal sebelumnya Rp40 juta. Ini ia jelaskan waktu melangsungkan rapat bersama Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan pada Senin (4/9).
“Jika kita saksikan ini hari, (misalkan) Tanah Abang, ITC, Roxy, dan lain-lain sepi, Pak. Tempo hari kami ke Tanah Abang mengkroscek yang berada di informasi rupanya benar, Pak. Penghasilan mereka yang umumnya tiap hari omset Rp40 juta saat ini tinggal Rp9 juta satu hari, ironis sekali,” kata Mufti dalam penjelasannya di Jakarta, Rabu (6/9).
Menurut Mufti, salah satunya faktor sepinya pasar fisik ialah ada e-commerce dan social commerce, seperti program Tiktok.Ia menyebutkan ada social commerce sekarang ini memungkinkannya produk UMKM Indonesia bisa dibuat dengan umum di China lewat pendayagunaan kepandaian bikinan (AI).
“Maka mereka punyai seperti AI (Artificial Intelligence) dan mereka mengirimi orang, memeriksa tempat produksi dan belum satu minggu barang yang dirilis itu telah dibuat di China dan telah berada di negara kita, Pak,” bebernya.