KORAN78.COM – Temulawak adalah tanaman obat asli Indonesia yang telah dikenali manfaatnya untuk kesehatan hati. Herbal ini juga dianjurkan untuk pasien TBC yang jalani penyembuhan. Beberapa obat TBC (tuberkulosis) diketahui mempunyai efek berbentuk masalah peranan hati. “Ada empat gabungan obat untuk pasien TBC yakni Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamide, dan Ethambutol. Obat ini mempunyai efek salah satunya ialah masalah peranan hati,” kata dokter specialist paru Fanny Fachrucha pada acara talkshow yang diadakan oleh Soho di Jakarta (9/11/2023). Beberapa obat itu harus dimakan teratur sepanjang 6-9 bulan. Efek masalah hati itu kadangkala membuat proses penyembuhan TBC terusik. Walau sebenarnya, penyembuhan TBC jangan putus. Untuk kurangi efek penyembuhan, dokter bisa sesuaikan tipe dan jumlah obat dengan organ yang terkena.
“Pemberian hetoprotektor seperti curcumin yang ada dalam temulawak bisa diperhitungkan sebagai therapy pengiring pada pasien TBC,” tutur dokter Fanny. Study preklinis memperlihatkan, curcumin mempunyai kekuatan untuk membenahi depresi oksidatif dan inflamasi hati. Curcumin mempunyai potensi membenahi peranan hati dan turunkan nekrosis hati.
Temulawak (curcuma xanthorrhiza) kerap disebutkan sebagai Java Tumeric telah dipakai semenjak leluhur untuk menyembuhkan beragam masalah kesehatan.
“Faedahnya benar-benar luas seperti tingkatkan kesehatan pencernaan, ketahanan tubuh, memiara peranan hati, dan tingkatkan selera makan anak,” kata dr.Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisionil dan Jamu Indonesia, pada acara yang masih sama. Dia menjelaskan, Tubuh POM dan Kementrian Kesehatan mengatakan temulawak mempunyai peranan untuk tingkatkan tanggapan imun.
PT Soho Global Health sebagai produsen suplemen dengan bahan temulawak menjelaskan, untuk jaga kualitas tanaman herbal ini, elemen keamanan dan kualitas benar-benar dikendalikan, dimulai dari pembibitan, penanaman, proses produksi di pabrik, sampai siap dimakan pasien. “Produk yang bagus pasti benar-benar terpengaruhi berbahan baku yang bagus dan terstandar,” kata VP Research dan Development Regulatory and Medical Affair Soho, Raphael Aswin Susilowidodo.